Jenny Jusuf menceritakan pengalaman tentang teman - teman bule-nya selama ia menjadi pendatang di Ubud, Bali. Buku ini menarik, setidaknya bagi orang - orang yang selalu merasa bahwa bule itu adalah makhluk superior yang selalu dapat ditiru, buku ini akan membukakan mata kalian, bahwa manusia yah tetaplah manusia, darimanapun asalnya yah tetap sama, sama - sama bisa benar bisa salah.
Buku ini berjudul Eat Play Leave, sepintas mengingatkan kita pada buku laris Eat, Pray and Love karangan Elizabetg Gilbert. Sesuai judul, Jenny bercerita makanan, gaya hidup bule di Bali khususnya kota Ubud dan teman - teman bule-nya yang pergi meninggalkan Bali setelah gagal menemukan apa yang diharapkan.
Sampai saat ini saya banyak mendengar keindahan Ubud justru dari artikel - artikel di internet yang notabene penulisnya adalah bule - bule, Jenny menggambarkan Ubud sangat ke Indonesiaan, saya suka, emm begini, maksud saya "Sangat Ke Indonesiaan" adalah cara Jenny bercerita menggunakan kacamata masyarakat Indonesia, tentu anehkan mengetahui ada bule yang kayak Feza atau Kero (untuk mengetahui 2 orang ini, harap beli bukunya dan baca sendiri, okeh), atau mungkin hanya saya sadja yang anggap aneh? #ahTerserahDah.
Saya pernah seharian mengghabiskan hari di Ubud (Terus, Penting?), melihat ubud melalui kacamata turis tentunya beda dengan kalau kita merasakan denyutnya dengan menetap dalam durasi waktu yang lama. Benturan Budaya pasti terasa, apalagi Bali, jangankan bule, orang - orang Indonesia yang bukan orang Bali, ketika menetap di Bali pasti akan butuh waktu untuk bisa hidup membaur dengan masyarakat yang sangat sangat kental akan budaya ini. Saya sempat merasakan mencicipi beberapa bulan tinggal di Bali, tepatnya di Kota Denpasar dan saya sangat merasakan perbedaan dari banyak aspek kehidupan disini jika dibandingkan dengan Jogja atau Kendari, 2 kota yang setidaknya dalam hitungan tahun saya tinggali.
Jenny bercerita juga tentang teman - temannya yang menganut aliran Vegetarian, aliran yang masih sangat jarang dianut oleh warga sekitaran Nusantara ini. Jika kita meminta bantuan Google untuk mencari tempat makan enak di sekitaran Ubud, pasti akan muncul beberapa tempat makan dengan tema "Organik" yaitu tempat makan yang menyedikan menu makanan berupa sayur sayuran yang ditanama dan di rawat secera organik atau tanpa bantuan bahan kimia (bener nga?) yang barang tentu harganya sesuai dengan banyaknya peluh keringat yang di hasilkan, mahal cuy, buat kantong anak kost sih.
Selain Vegetarian, ada juga tetang yoga (ya iyalah, Ubud di lawan!). yang paling aneh sih yah kisah cinta Cassie, yah yah yah ternyata bukan cuman bule bule laki sadja yang kepincut sampai masuk level tergila - gila akan eksotiknya rupa orang Asia, ternyata bule bule cewek juga, tidak mengenal umur man!, yang penting CINTA Titik.
Okelah kalau begitu, menutup review buku secara ugal - ugalan kali ini, saya sarankan untuk membaca buku ini, entah itu kalian dapat dari beli ke toko buku atau minjem teman, terserah, yang jelas kudu di BACA. Isi buku ini sangat mudah dipahami, cocok buat bersantai - santai sambil minum Kopi di sore hari dikala matahari mulai jatuh keperaduan yang meninggalkan kehangatan serta sembrutan cahaya di ufuk barat, ehh sory mendadak sampai ke hati, maaf yah maaf.
Pesan buat Jenny : Tolong ceritanya di lanjutkan, kurang tebal tuh bukunya. #SuaraSeniorSaatOspekKuliah
![]() |
Eat Play Leave By Jenny Jusuf |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar