Jumat, 13 Mei 2016

Menu 4 Musim

Setelah membaca blog Nuran Wibosono, saya mendownload Film ini.
..................................

Pict by Google

Little Forest.

Cerita ini terjadi di Tohoku, sebuah wilayah di timur laut Jepang, mengisahkan kehidupan penghuni sebuah pemukiman kecil yang bernama Komori. Ia lah Ichiko, seorang warga Komori yang telah bekerja di kota dan memilih untuk sementara waktu kembali ke Komori. Dia melewatkan 4 musim selama pelariannya itu dan akhirnya  memutuskan untuk kembali ke kota. Di akhir cerita, 5 tahun setelah kembalinya ia ke kota, dia kembali ke Komori bersama seorang suami, mungkin, untuk selamanya.

Romantis? Tidak!, lah film ini tidak bercerita tentang Drama unyu-unyu masa kini, justru lebih dari sekedar romantis, ini tentang hidup, makanan dan alam, menghanyutkan. Ah ....

Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, Ichiko melewatkan 4 musim yaitu Summer, Autumn, Winter dan Spring, masing – masing musim ada menunya, itulah yangmembuat film ini menarik untuk saya, tentunya selain pemandangan Wilayah Tohoku di 4 musim yang sangat indah.

Film ini terbagi menjadi 2, yang 1, Summer/Autumn yang dirilis tahun 2014, sementara yang ke-2 Winter/Spring dirilis tahun 2015.

Komori, dimana orang-orang hidup dari apa yang alam dapat berikan, hampir semua orang bertani (Kesimpulan pribadi), termasuk Ichiko. Dia menanam padi, merawat dan juga memanen dengan tenaganya sendiri, selain padi, dia menanam beberapa sayuran dan juga buah, asiknya, banyak tanamanan yang tumbuh liar dan dapat di konsumsi, sebut saja Silverberry yang di ambilnya kemudian dijadikan selai, buah Akebi yang diolah pada musim gugur, Buah Kenari yang diambil bijinya terus dicampurkan pada nasi dan kemudian dibuat menjadi onigiri, ahh enaknya yah, saya ngiler dan kelaparan setiap selesai menonton film ini.

Suatu ketika, Ichiko berujar kalau dia tidak bisa hidup tanpa tomat, dia memanen tomat yang telah ia tanam, dicucinya kemudian di iris tipis menyilang pada bagian bokong tomat, tomat yang ia panen berbentuk bulat sempurna, kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih, cepat saja, langsung di angkat dan dimasukkan ke dalam air dingin, setelah itu kulit tomat dapat dikupas. Tomat yang sudah dikupas di masukkan ke dalam botol selai, ditutup rapat dan di rebus, setelah itu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dia mencampurkan ke Spageti disaat musim dingin, dapat juga simpan ke dalam kulkas dan dimakan selayaknya memakan manisan, katanya sangat lembut dan lezat!. Emm.

Di setiap musim, Ichiko membuat beberapa menu, menunya berbeda-beda, ada makanan yang dibuatnya sesuai resep “kira-kira”, Seperti adonan kue labu dan ketan hitam yang ditumpuk dalam satu wadah yang kemudian dipanggang, setelah masak, dikeluarkan dari cetakkan dan diolesi krim yang masih segar, kue ini seperti kue bolu yang disiap dijadikan kue tart, tentunya hanya sampe titik Krim putih menutupi seluruh kue. Pada saat ini, saya membayangkan rasa pada kue tersebut, sehingga kue tart nanggung ini terlihat begitu menggiurkan walaupun tanpa hiasan diatasnya. Yamm  ...

Mochi Natto salah satu menu saat musim dingin, menarik saat melihat proses pembuatan natto, kacang kedelai yang telah di rebus hingga menjadi lunak, dimasukkan ke dalam tumpukan jerami yang ditambahkan selembar daun serai (hanya menebak soalnya mirip), kemudian ditanam di bawah salju selama 3 hari. Natto yang sudah jadi dikeluarkan dari jerami dan di satukan dalam sebuah wadah dan ditambahkan gula secukupnya, terlihat lezat saat di makan bersama mochi yang masih hangat, emmm ...

Pada musim dingin, terlihat Ichiko membuat makanannya dari bahan-bahan yang telah dia awetkan secara alami misalkan sayur Pakis dan Kacang Merah. Ada satu perkataan Ichiko yang menurut saya sangat menarik,

Katanya  :

“ Aku memakan manisan untuk menghilankan stress”

Pada kenyataanya,  banyak wanita menghindari sesuatu yang terlalu manis saat menjalani setengah kehidupan dewasanya untuk alasan diet, pantas wanita-wanita seperti ini lebih mudah tersinggung. Lah wajarlah banyak kejadian lampu sein ke kanan tetapi beloknya ke kiri. Kurang makan yang manis – masin ternyata, hahaha

By the way, Film ini tidak hanya menyajikan makanan – makanan 4 musim, tetapi yang lebih penting bagaimana memperoleh bahan-bahannya, ada yang dibeli di toko tetapi lebih banyak yang didapat dari hasil alam. Secara garis besar kita diajakarkan bagaimana memelihara tanaman yang kita tanam, misalkan, pohon tomat yang akan rusak jika terus menerus dikena hujan, buahnya bisa membusuk. Guna Menthok jika di lepaskan di sawah,  cara menghasilkan kentang yang berukuran besar, ada bawang dan juga wortel, saya dibuat menjadi tertarik karena divisualkan secara marik.

Mungkin tulisan ini bisa dikatan spoiler, tapi tenang, masih banyak sekali hal-hal yang tidak saya sebutkan diatas, jadi, silahkan dinonton karena film ini mengambarkan bahwa hidup di desa pun bisa sangat menyenangkan.

Omong-omong cara petani di Jepang mengelolah pertaniannya sudah sangat maju, terbukti dari beberapa alat yang mereka gunakan, ada juga pertemuan yang dilakukan para petani untuk membahas pertanian mereka, saya salut melihat itu semua, mereka benar-benar tau apa yang mereka kerjakan.

Oh ya, tentunya yang Ichiko masak, hampir semua masakkan Jepang. Saya jadi lapar langsung saat melihat roti yang dikeluarkan dari tungku api yang sekaligus pemanas ruangan, mewah sekali kelihatannya. Emmm ....



Tidak ada komentar: