Rabu, 27 Maret 2019

Agustinus Wibowo: Into the Great Wide Open


Tulisan asli oleh Katrin Figge yang telah di publish oleh nowjakarta.co.id

------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 

Agustinus Wibowo dikenal sebagai pionir penulis perjalanan di Indonesia. Dia melakukan pendekatan secara mendalam saat melakukan perjalanan yang memungkinkan dia memahami dan mengetahui lebih dalam tentang tempat yang telah dia kunjungi, yang semuanya tidak biasa.


Dia menceritakan pengalaman petualangannya ke Afganistan pada buku Selimut Debu (A Blanket of Dust), sedangkan Garis Batas (Borderlines : A Journey Through Central Asia) menceritakan perjalanannya ke Asia Tengah. Memoar perjalannya, Titik Nol (Ground Zero :When Journey Takes You Home), telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris pada 2015. Agustinus akan menjadi salah satu penulis Indonesia pada London Book Fair pada bulan Maret, Berbicara Sekarang! Jakarta tentang bagaimana Perjalanan menolong dia membentuk pemahanannya terhadap identitas dan budaya dan membagi beberapa pengalamannya yang sangat berkesan saat melakukan perjalanan.


Kapan pertama kali anda jatuh cinta terhadap Travelling?

Saya tumbuh di sebuah kota kecil di Indonesia sebagai Minoritas Cina. Sepanjang masa kecil saya, saya mengalami diskrimasi rasial yang membuat saya menjadi trauma. Saya takut keluar rumah sendiri karena saya kawatir orang-orang akan mengejek saya karena mata saya dan warna kulit saya. Menjelajahi dunia hanya menjadi mimpi bagi saya, tetapi hal tersebut berubah saat pertamakali saya tiba di Beijing pada tahun 2000 di umur saya yang ke-19. Untuk pertamakalinya dalam hidup saya, saya dapat berjalan di jalanan tanpa kawatir orang-orang akan memerhatikan saya sebagaimana saya terlihat.

Di tahun 2002, saya melakukan perjalanan sebagai Backpacker ke Mongolia, tujuan wisata termurah bagi orang asing yang dapat saya jangkau dari Beijing. Pada hari pertama saya di Mongolia, saya dicopet di atas kereta, hari ke-2, saya dirampok di sebuah taman di Ulaanbaatar. Teman perjalanan saya yang juga dari Indonesia sangat khwatir dan memaksa saya untuk segera mengakhiri perjalalanan dan kembali ke Beijing. tetapi saat itu saya berpikir bahwa kami sekarang telah siap untuk melalui hari-hari dengan hal yang tak terduga dan paling menakutkan. Kami tidak pernah menyesali keputusan tersebut.

Travelling merupakan sebuah pengalaman yang sangat bermanfaat, tetapi kadang juga menjadi sangat mahal, bagaimana kamu mengaturnya?

Saya selalu melakukan perjalanan murah. Saya memilih pilihan termurah untuk transportasi publik yang biasa penduduk lokal gunakan atau mencari tumpangan. saya juga sangat jarang menginap di hotel, sangat sering saya tinggal di rumah penduduk lokal yang saya temui di jalan atau yang direkomendasikan.

Pada tahun 2005, saya memulai perjalanan melintasi Asia dengan biaya USD 2.000 Tunai.  Saya merencanakan perjalanan selama 5 tahun dan mencapai Afrika Selatan dari Beijing malalui jalur darat - saat itu saya sangat optimis! tetapi saya hanya bisa bertahan selama 19 bulan. Ketika saya di Uzbekistan, uang terakhir saya dicuri. Tetap, saya tidak mau pulang ke rumah karena saya belum mencapai tujuan yang saya inginkan yaitu belajar tentang jurnalistik dari pengalaman di dunia nyata. Teman saya yang berkebangsaan Indonesia di Uzbekistan menolon saya dengan memberikan uang tunai yang cukup untuk saya mendapatkan sebuah Visa Afganistan dan pergi ke Kabul. Saya sampai di Kabul dengan uang kurang dari USD 1 di kantong. Beruntungnya, seorang yang bisa saya hubungi menjamu saya dan menawarkan saya pekerjaan sebagai seorang Photojournalist, Jadi, sangat tidak diduga impian saya menjadi kenyataan. Saya menjadi Jurnalis di Afganistan dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Priode ini sangat krusial dalam perjalanan karir saya. Jika uang saya tidak dirampok, hidup saya sekarang akan sangat berbeda dengan kondisi saya saat ini, karena itu, saya sangat berterimakasih kepada pencuri tersebut.


Kamu memilih untuk melakukan perjalanan ke Afganistan, Iran, Asia Tengah - bukan tipikal tujuan wisata anda, apakah anda pernah berpikir tentang keamanan anda?

Negara-negara tersebut merupakan  negara yang paling dapat saya akses untuk perjalanan darat, karena saya tidak mampu menggunakan perjalanan udara. Kedua, saya dibesarkan di Indonesia di sebuah lingkungan Islam, saya selalu penasaran dengan Sejarah Islam dan Peradabannya. Saya bukan seorang Muslim, tetapi mempelajari Islam berarti belajar untuk mengetahui bagian lain dari Indonesia, yang mana membantu saya untuk lebih memahami identitas diri saya sendiri.

Sebagaimana saya telah dibesarkan sebagai minoritas etnis dan agama, pertanyaan tentang identitas sangat mempengaruhi pikiran dan perjalanan spritual saya. Negara - Negara bekas Uni Sofyet terkadang mencerminkan kebingungan yang ada di dalam diri saya. Mempelajari tentang masalah-masalah yang ada di negera-negara tersebut sangat banyak membantu saya dalam memahami arti dari Bangsa, Kebangsaan dan Nasionalisme, sama halnya dengan Afganistan. Setelah belajar berbicara menggakan bahasa orang-orang Persia dan secara intensive melakukan perjalanan melintasi negara, saya menjadi lebih penasaran tentang hubungan antara grup-grup etnis dan agama-agama yang ada. Melihat negara-negara dengan masalah-masalah identitas seperti melihat diri saya sendiri di dalam sebuah cermin, yang membantu saya untuk memahami diri saya. Tentu saja saya sangat memerhatikan keamanan diri saya, saya takut tehadap banyak hal, termaksud kematian, tetapi saya tidak membiarkan ketakutan tersebut menghentikan saya untuk melakukan perjalanan.


Bisakah kamu ceritakan salah satu pengalaman yang paling mengesankan dari perjalananmu kepada kami?

Saat saya berada di gurun Thar di Pakistan selatan, gurun tersebut saat itu sangat kering dan dibeberapa bagiannya hujan tidak ada dalam 4 tahun terakhir. Suhu mencapai 50 ⁰C dan banyak orang-orang di sepanjang negara yang meninggal. Pada saat bersamaan saya terkena Hepatitis. Saya mengunjungi rumah seseorang yang sama sekali tidak saya kenal dan ketika saya tiba dirumah tersebut, saya tiba-tiba muntah dan terjatuh di lantai. Mata saya dan kulit saya berwarna kuning, sehingga dengan sangat jelas bagi pemilik rumah tersebut mengetahui bahwa saya telah terjangkit penyakit menular ini. Saya pikir dia akan mengantarkan saya ke rumah saki, tetapi, tidak - dia menyiapkan ruangan terbaik di rumahnya dan berkata kapadaku " kamu dapat tinggal disana selama kamu mau, karena rumah ini adalah rumahmu". Saya tidak dapat percaya apa yang telah saya dengar. Seluruh anggota keluarga sibuk memasak makanan special dan mendapatkan obat tradisional untuk saya. Akhirnya saya tinggal selama 3 minggu hingga saya benar-benar sembuh. Saya merasa malu dan mengatakan bahwa saya tidak akan pernah tau bagaimana membalas kebaikannya, tetapi dia menjawab " Dalam hidup, tidak penting berapa banyak yang telah dikumpulkan. Yang paling penting adalah seberapa banyak kamu berbagi dan bagaimana membuat dirimu menjadi sangat berarti bagi orang lain", kata-katanya terus saya ingat dan saya rasa itu salah satu pelajaran terhebat yang saya pelajari ketika berada di perjalanan.


Kamu telah mempublish beberapa buku tentang perjalananmu dan akan berpartisipasi pada acara London Book Fair yang akan datang. Apa yang paling kamu inginkan selama acara ini?

Ini akan menjadi kali kedua saya tampil di London Book Fair. Selama kunjungan pertama, saya melihat bahwa literatur perjalanan tetap menjadi sebuah genre yang penting di UK. Apa yang sangat saya kagumi tentang UK adalah UK telah menghasilkan banyak penulis perjalanan dengan karya berkualitas tinggi. Penulis Perjalanan adalah sebuah aliran baru di Indonesia, jadi kami tidak punya banyak referensi. Pada fasa penulisan saya diawal, saya mengembangkan sendiri konsep Travel Writing dengan membaca banyak buku dari penulis-penulis barat, termaksud beberapa dari UK. Banyak penulis British yang sangat saya hormati, diantaranya VS Naipaul, Colin Thubron dan Elizabeth Pisani. Karena itu, satu hal yang paling saya inginkan pada London Book Fair adalah bertemu dan terlibat dalam percakapan yang lebih dalam dengan para penulis dan penerbit British, terutama yang fokus terhadap Jurnalisme perjalanan.

Kamu saat ini tinggal di Jakarta, berapa lama kamu biasanya tinggal suatu tempat sebelum pikiran untuk "Berkelana", panggilan untuk melakukan perjalanan menghampirimu lagi?

Saya tidak lagi melakukan perjalan untuk "Berkelana". Saya biasanya memuali sebuah petualangan dengan sebuah pertanyaan dipikiran dan petualangan menjadi pencarian jawaban terhadap pertanyaan saya. Saat ini saya mengerjakan sebuah buku esai tentang masalah identitas, jadi saya baru saja mengunjungi tempat-tempat seperti Suriname - dan Kashmir, di mana saya mencoba untuk mengerti akar-akar dari separatisme. Saya juga berkeliling di seluruh Indonesia untuk penelitian ini. Jadi dorongan tidak datang dari seberapa banyak waktu yang dimiliki atau perasaan bosan, tetapi dari pertanyaan yang saya miliki.

Di tempat mana atau negara mana yang belum pernah kamu kunjungi tetapi kamu sangat ingin menjelajahinya?

Israel. Israel adalah rumah untuk beberapa situs-situs paling suci dari beberapa Agama besar di dunia yang semuanya mengklaim membawa kedamaian, tetapi sangat ironi, Israel juga merupakan tempat perang suci dan konflik yang tidak pernah berakhir yang berefek ke seluruh dunia, dari zaman pertengahan hingga sekarang. Saya sangat bersemangat untuk mengetahui sejarah dan reaslitas konflik karena banyak berita tentang Israel dan Palestine yang kami terima di Indonesia telah di terdistorsi dan dipolitisasi. Sayangnya, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, jadi untuk mendapatkan Visa bisa jadi masalah untuk pemegang pasport Indonesia seperti saya.








Sabtu, 05 Mei 2018

Tentang Aquarius

Yang tidak terbiasa diperhatikan, yang selalu memilih sendiri, yang selalu merasa bisa melakukan apapaun (nyatanya tidak!), yang selalu biasa-biasa sadja, yang selalu berfikir bahwa semua akan baik-baik sadja, yang susah diajak berkompromi, yang lebih memilih berebut barisan kesekian daripada yang pertama, yang selalu muak dengan perdebatan, yang tidak pernah memilih untuk bersaing, yang terkadang mengatakan iya padahal hati menolak, yang terlalu banyak maunya, yang keras kepalanya, ah, Aquarius yang membosankan.

Saat sakit, saya merasa tidak perlu ada orang yang selalu ada didekat saya, silahkan lakukan aktifitas kalian seperti biasa, karna saat sepi dan sendiri, saya merasa nyaman dan aman. Sekalipun itu mamak yang maksa buat nemenin. ah, Aquarius yang membosankan

Saat kebanyakan orang bersedih kerena akan meninggalkan kenyamanan kampung halaman dan orang-orang terkasih untuk merantau di kampung orang, bersedih dan akhirnya menangis, saya justru sangat bersemangat, tinggal di kampung orang adalah salah satu hal yang ingin saya rasakan dalam hidup, walapun saat itu, di umur yang sangat muda dan pengalaman yang sangat sangat kurang, harus ke Tanah Jawa sendirian! banyak kekhawatiran, tapi sekali lagi, ego selalu memenangkan pertarungan dari perasaaan dan pikiran, apapun itu saingannya. ah, Aquarius yang membosankan.

Saat orang mempermasalahkan apa asiknya jalan-jalan sendiri, Saya hanya berfikir, dari pada rame-rame bikin pusing kepala, mending sendiri, bebas mau ngapain. ah, Aquarius yang membosankan

Waktu tugas akhir di kampus dikerjaan, saat stuck, Saya hanya menginginkan waktu santai sendiri, minum kopi, ambil gitar dan nyanyi sampai bosan kemudian tidur, karna yakin, saya hanya butuh waktu istirahat bukan bantuan orang lain. Teman pernah ngomong, nga usah malu kali, kalo nga tau nanya aja, saya bukan malu, tapi saya hanya merasa masih bisa sadja, Teman lain ngomong, ngapain sih terlalu keras kepala, apa-apa di tolak, kamu tuh yah just ordinary people, need other to life, yah gimana yah, saya masih bisa, nga mau ngerepotin. ah, Aquarius yang membosankan.

Sampai disuatu senja, Bos dengan sabar ngomong ke saya, Jef kalau nga tau, nanya aja, biar kerjaanmu cepat. Tanpa ada sedikitpun keraguan, saya pun menjawab, Pak, saya masih bisa cari sendiri dan itu lebih menyenangkan. Dasar bodoh! ah, Aquarius yang membosankan.

Marah? paling susah, tapi pernah. di kantor ke 2, hanya karna merasa benar, Saya pernah mengubrak abrik, kantor Cabang dan kantor pusat hanya untuk nyari satu orang yang di telfon baik-baik malah ngomongin "Kamu kalau nga tau masalahnya, nga usah ikut campur!" seharian! bayangin seharian! sampai Bos dikantor cabangpun di bentak! Dasar Bodoh! ah, Aquarius yang membosankan.


Aquarius yang membosankan, ternyata kamu bodoh dan juga egois!

Cinta gimana?

Yang lebih memilih memikirkan sendiri tanpa pernah tau yang dipikirkan itu memikirkan dia juga atau ngak, peduli amat, bah. yang lebih memilih memberikan daripada diberi. yang sebenarnya banyak maunya tapi nga pernah mau ngomong. yang sebenarnya sangat terpukul saat ditinggalkan tapi tetap harus senyum demi menutup luka. yang paling tidak bisa melupakan kenangan baik. yang lebih memilih senyum sendiri,. yang air matanya sangat jarang. yang paling sabar menerima sebuah keputusan, seberat apapun itu, Aquarius selalu siap. yang selalu merasa lebih kuat dari rasa sakitnya, padahal tidak akan pernah sanggup!. yang selalu lari ke musik dalam suka maupun duka. yang selalu menyimpan rindu. yang yakin bahwa "sayang kepada seseorang itu nga harus memiliki" sangat yakin malah.

jangan heran, Aquarius yang membosankan akan selalu pasrah pada sebuah hubungan, yang selalu siap patah ditengah jalan. tapi jangan tanya masalah rasa, Aquarius tidak akan pernah kehabisan stok.

ah, Cinta, seberapa banyak halaman yang tertulis kata-kata dan sebanyak apapun lembaran yang terbuang, Cinta hanya sebuah kata munafik yang mewakili rasa.

 Dan Aquarius yang membosankan, kamu tidak kuat, sebanyak apapun kamu mencoba untuk tetap berdiri tegar dalam hidup. Ambillah jalan agak sedikir melipir, berjalanlah lambat, jika perlu berhentilah sejenak, tarik nafas, usap keringat, rilexkan bandan kemudian lanjutkan perjalanan, oh iya senyumnya jangan sampai hilang.

dan juga, Kurangi egomu.


Selasa, 15 Agustus 2017

Beberapa hari lalu, setelah tes Psikologi akhirnya pengumuman keluar, saya tidak Lolos, saya ditolak menjadi pegawai disalah satu Universitas terbaik ini, UGM. Apa daya diriku, hanya bisa meratapi dan tertawa sekencang-kencangnya!. Entah apa lagi yang akan saya lakukan, saya bingung, Hahahah.

Di hari yang sama dengan pengumuman, saya mengabarkan kabar tersebut kepada kakak di rumah, tanpa banyak bicara, lewat pesan di Whatsapp, "Daftar yang lain" jawabnya singkat dan jelas. 2 hari setelahnya emak menelfon, saya bercerita banyak dan akhirnya keluar juga kata-kata "Mah, saya pulang yah, lebaran disana, Rindu!"," oh, oke, nanti saya bilang bapak, biar nanti dia yang belikan tiket" balas emak santai. Saat lebaran Idul Fitri kemarin, saya ndak pulang ke rumah, dengan alasan malas ketemu orang-orang dalam keadaan belum dapat kerjaan. Tapi akhirnya, disaat se-terpikirannya diriku tentang pekerjaan ini, saya rindu hadirnya keluarga, saya sadar, salah kalau saya berusaha menjauh, tidak ada guna tingkah itu, tapi hanya akan menambah beban di diri sendiri. 

Sebelumnya saya dapatkan artikel dari Twitter, seorang pelajar indonesia yang hampir bunuh diri karena depresi saat kuliah di luar Negeri, dia mengatakan bahwa kuliah di LN itu tidak seindah foto-foto di Instagram, awalnya memang menyenangkan tapi lama-kelamaan akan terasa biasa dan membosankan dan sepi, disaat seperti itulah bisa mengakibatkan depresi, karena perbedaan kultur dan sosial dengan negara asal ditambah beban kuliah dan tak ada tempat untuk berbagi cerita, si anak ini akhirnya memutuskan bunuh diri, hanya saja kabar depresi yang dialaminya diketahui oleh teman-teman seperjuangannya (dari negera lain), dan percobaan bunuh diri tersebut akhirnya gagal. Setelah kejadian tersebut, dia bercerita tentang betapa pentingnya kita bercerita tentang beban apa yang kita rasakan kepada orang-orang dekat kita, keluarga pun sahabat, setidakya dapat meringankan pikiran.

Dan juga beberapa hari yang lalu, kakak mengabarkan bahwa, salah seorang keluarga dekat sedang sakit, penyakit yang sudah pernah diobati itu akhirnya kembali lagi dengan kondisi yang tidak beda jauh dari awal terditeksi dulu. 

Dari apa yang saya baca & kabar yang saya dengar, saya jadi bersyukur karna apa yang ada di pribadi ini masih baik-baik semua, saya kaget mendengar kabar keluarga tersebut, tetapi disaat bersamaan saya merasa masih dikasihani Allah, masih diberi kesehatan dan orang-orang terdekat juga masih sehat-sehat semua, walaupun seorang keluarga tidak. Saya jadi sadar juga bahwa murungnya saya karna tak jua dapat kerja merupakan kegiatan yang tidak ada guna dan sia-sia saja, saya lupa bahwa banyak hal positif yang terjadi di saya yang seharusnya saya syukuri. Saya jadi lupa terhadap hal-hal positif tersebut karena kemurungan yang terlalu berlebihan. 

Tentang hidup yang penuh tantangan ini, ada kalimat baik yang pernah saya baca, tapi saya lupa siapa yang tulis, yang jelas artinya begini " Tidak semua hal yang kita hadapi dapat kita selesaikan, tetapi kita tidak pernah tahu bahwa kita bisa menyelesaikan suatu hal atau tidak, jika kita tidak menghadapinya".

Untuk keluargaku dan siapapun yang sedang mengalami musibah, semoga Tuhan mengangkat derajat kalian dan memberikan jalan keluar atas apa yang sedang kita hadapi, Amin.




Kamis, 20 Juli 2017

Pagi, Sangat bersyukur bisa bangun dengan keadaan sehat, walapun masih agak ngantuk, lucu sih, kurang lebih 3 minggu lalu, saya masih susah buat bangun pagi, lah gimana mau bangun pagi, tidurnya saja nanti pagi!, efek begadang saat bulan Ramadan. Tapi sudah sekitar seminggu ini jadwal tidur sudah semakin membaik atau bisa dikatakan sangat baik, sekarang jam 8 - 9 malam sudah menguap kemana-mana, bangun juga selalunya jam 2 an dini hari. Memulai hari lebih pagi itu rasanya jauh menenangkan, disaat orang-orang masih tidur, kamu sudah menyibukkan diri dengan berdoa kepada Tuhan, sunyi, hanya ada kamu dan Dia, waktu yang sangat berharga bukan? i do love it, really love it!.

Tadi sebenarnya saya mau pergi renang, jam 6 pagi rencannya, tetapi pada saat saya buka IG, setengah jam sebelum renang, saya melihat postingan-postingan Rara Sekar, salah satu formasi dari duo Banda Neira yang sekarang bermukim di Wellington, New Zaeland. Banda Neira memberitakan perpisahan mereka kepada penikmat musiknya sekitar Desember 2016, lantas saat itu semua murung, apalagi album baru mereka, kalau nga salah album ke-2, yang masih berumur sangat muda. Tentunya banyak yang menyayangkan keputusan tersebut, yah salah satunya saya. We Miss You!

Ngomong-ngomong bukan itu sebenarnya yang ingin saya ceritakan, tapi, tentang Feeds IG Rara Sekar yang buat niat saya mau renang jadi modyar,  saya duduk dan menikmati nya hampir sejam! tidak banyak yang Rara bagikan kepada Followernya tapi cukup bagi saya untuk bisa duduk dan menikmati setiap gambar dan caption yang dia buat, ada foto berlatarkan mural, foto-foto suasana di Wellington, ada juga video dan foto saat dia manggung disalah satu toko buku disana, tapi yang paling buat saya tertarik adalah postingan tentang berkebun yang dilakukannya bersama sang suami. Disalah satu postingan dengan gambar roti yang baru di keluarkan dari oven, kebayang aromanya, ada bau mentega dan sedikit aroma gosong, ahhh nikmatnya!, btw Rara memberi caption yang sedikit bercerita tentang kehidupan warga Wellington pada captionnya, bahwasanya budaya "Do it yourself" -istilah dia ini-  sudah menjadi kebiasaan orang sana, mereka bisa masak, berkebun ataupun menukang, jadi bukan menjadi hal yang Wow lagi kalau orang-orang sana bisa melakukan itu semua, bahkan katanya hal-hal tersebut menjadi keahlian-keahlian mendasar yang penting untuk mereka.

Saya jadi membayangkan, mungkin kalau hal-hal seperti itu terjadi di Indonesia khususnya bagian Jogja, saya yakin! pertumbuhan warung makan tidak segencar yang ada saat ini, jualan di pasar pasti lebih laris manis, pemandangan perumahan yang lebih hijau, harga sayur organik makin murah, akan lebih banyak dapur yang mengepulkan asap dari pagi, siang hingga sore dan yang pasti hidup anak kost bisa jauh lebih hemat! ngomong-ngomong tahukah anda kalau pengeluaran terbesar setiap bulan bagi anak kost itu adalah biaya makan. Seandainya yah, kita bisa sesederhana itu.

Saudaraku, dengan sangat terpaksa, saya harus menyudahi tulisan ini, saya sangat lapar, bayang - bayang soto ayam dan gorengannya terus terlintas, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca, btw kabar yang tidak terlalu buruknya, hari ini saya masih menyandang status pengangguran, saya masih bisa bertahan walau rasa bosan kerap melanda, tapi oke saja, soalnya buku-buku juga masih banyak yang antri untuk di habiskan. ya sudah, terimakasih yah.

Oh iya, saya mendengarkan Album Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti dari Banda Neira saat menulis ini, saya jadi Rindu ...........

Rabu, 12 Juli 2017

Hari - hari mulai jenuh, hampir setahun menanggung gelar Pengangguran mulai terasa bosannya. Saya mulai merindukan bekerja, kemarin minggu saya melakuakn tes di UGM sebagai tenaga audit internalnya dan pesertanya hanya 4 orang! tapi sampai hari ini, kamis, belum juga hasilnya diumumkan, saya sudah mengirimkan pertanyaan tentang kapan hasilnya akan di umumkan lewat Whatsapp, tetapi tak ada tanggal pasti, yang pasti bahwa pengumuman akan di umumkan lewat website & akan di beritahu lewat Whatsapp atau SMS, huss tak sabar rasanya!

Selama tak bekerja, aktifitas-aktifitas yang saya tinggalkan saat bekerja dulu satu persatu mulai terulang kembali, semisal baca buku, renang atau jogging pagi/sore tapi serasa waktu terlalu banyak lebihnya dan binggung harus buat apa, realita hidup yang teramat sangat mengenaskan, oh iya menulis! walaupun rasanya sudah lama sekali tak melakukan, saya ingin kembali menulis Blog, demi mengisi waktu - waktu yang berlebihan tadi, ada banyak yang ingin saya tuliskan, semoga saja bisa ada semangat, karna sesungguhnya faktor semangatlah yang saya butuhkan untuk kembali menulis.

Bisa dikatakan selama pengganguran ini saya sangat produktif dalam menghabiskan bacaan, sebulan bisa beberapa buku yang saya habiskan, menyenangkan sekali rasanya punya banyak waktu untuk dihabiskan membaca banyak bacaan, hal yang berharga tentunya saat kerja nanti. renang juga saya mulai lagi, tapi saat ini hanya pada saat jumat pagi, sekali seminggu, saya rasa cukup, lagian harga masuk kolamnya sudah naik, hitung - hitung penghematan. Kalau Jogging lumayan rajin, kalau lagi mood-nya baik yah saya pergi kalau nga yah tidak, tapi kebanyakan iya sih ... hehehehe

yah sudahlah, curhatan tidak penting sebenarnya untuk kalian, tapi bagi saya, ini sangat penting karna ini tandanya saya mau nulis lagi, walaupun tak pandai menyusun kata, tapi saya senang ada medium yang saya gunakan untuk bercerita, hari - hari yang makin dewasa ini makin sulit dapatkan tempat ngobrol yang asik, mending nulis blog, lebih di percaya.