"Ibarat nyari pacar, nyari tempat tinggal juga nga kalah susah"
oh iya tentunya ini nga berlaku bagi si Boy yang ganteng, kaya, baik hati dan tidak sombong, pintar dll yang tentunya nga musti susah-susah nyari tambatan hati. Tapi tentunya dalam perburuan hunian semua orang punya nasip yang sama, nasip yang nga akan pernah memihak pada satu kaum, kaya miskin, tua muda, keren jelek, tinggi pendek, pintar bodoh, atau PNS Swasta, semua memiliki hak yang merata untuk memiliki hunian yang sesuai dengan kriteria masing-masing, tapi yah tetap saja, finansial yang menentukan.
Sudah beberapa weekend ini saya mutar-mutar keliling kota nyari hunian baru yang pas, tapi sampai sekarang masih juga belum ketemu. Sejak sebulan lalu saya memutuskan untuk mencari hunian baru, pengennya sih deket kantor biar bisa jalan-jalan aja kalau mau ke kantor, bebas 24 jam yah kalau bisa sih yang campur cowok cewek, udah ada isinya biar nga repot-repot lagi, ada tempat nyuci dan jemur pakaian dan yang terakhir bisa bawa hewan piaraan.
Karena kantor letaknya di daerah sagan, saya mulai mencari-cari di sekitaran sagan, ada beberapa kost didaerah tersebut, tapi yah nga sesuai dengan kriteria, ada yang udah keren tapi kosongan + nga bisa bawa hewan piaraan dan musti nge Loundry, oh ya, yang paling penting yang satu ini, musti ada tempat nyuci dan tempat jemuran, oke, jangan tanya mengapa, sudah hampir 2 tahun lalu saya berhenti gunain jasa loundry pakaian kalau nga kepepet, alasanya simple, nyuci sendiri pasti lebih bersih apalagi baju putih dan pakaian nga ada yang hilang.
Ngomong-ngomong soal kostan, selama di perantauan dan beberapa kali pindah hunian bahkan sempat jadi nomad, saya menilai kosan saya waktu di Bali adalah yang terbaik. Luas, full property, ada dapurnya, kamar mandi dalam, tempat jemuran, AC dan campur dan yang penting nga Mahal-mahal amat. Ngomong-ngomong masalah kost - kost an campur, untuk kawasan jogja sendiri, sedikit yang menyediakan fasilitas mewah ini, ada, tapi musti juga ada harga, karena kebanyakan hunian seperti ini diberlakukan oleh kost-kost ekslusif yang notabenenya harga sewanya bukan untuk kalangan menengah ke bawah.
Saya enggan berkomentar kenapa saya musti pindah hunian, padahal kalau dikatakan, hunian saya saat ini sudah lumayan pas, deket dari kantor, kiri-kanan tempat makan, temen-temen asik semua, nga berisik dan yang paling asik sih, ibu & bapak kostnya nga keberatan kalau uang kostnya di tunda bayarnya, suatu waktu saya dengar bapak kost ngomong "Udah, Sama Bapak itu nyantai aja, nanti aja kalau ada duit baru bayar". Tapi yah, kelakuan mutlak hampir semua manusia yang nga pernah terpuaskan oleh keadaan. It's happen to me now. Mutlak.
Ini sudah weekend kesekian, dan saya memutuskan untuk istirahat dalam perburuan hunian baru, saya ingin nyantai saja di kamar, nungguin pakaian yang belum juga kering tapi bentar lagi mau hujan, sambil ngopi dan malas-malasan. Mungkin aktifitas minggu ini sedikit larut, sehingga saya lebih memilih menikmati hari dari balik jendela kamar. Mungkin nanti, entah kapan, saya akan melakukan perburuan lagi, demi untuk memanjakan diri yang tak berhenti terpuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar